Jumat, 15 April 2011

Nasib Sekolah Katolik Bagian #5

“Kriteria Sekolah Berkualitas”

Adakah di Indonesia peringkat untuk Sekolah terbaik atau sekolah unggul? Kriteria sekolah unggul atau sekolah terbaik hingga saat ini belum begitu jelas. Selama ini publikasi mengenai sekolah terbaik di Indonesia memang jarang atau bisa dikatakan tidak pernah dilakukan baik oleh instansi swasta, maupun oleh pemerintah, dalam hal ini Depdiknas. Di Indonesia memang sudah tidak ada lagi penggunaan istilah sekolah unggulan atau sekolah terbaik. Menurut Diknas, yang ada, adalah sekolah berstandar nasional dan berstandar internasional. Ini diatur dalam PP No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang mengatur penyelenggaraan pendidikan yang standar di Indonesia. Jadi sudah tidak ada lagi istilah sekolah unggulan atau sekolah terbaik. Kalau masih ada yang menyebutnya itu bisa-bisanya sekolah tersebut berpromosi. Sekolah Standar Nasional (SSN) diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan dan menghasilkan lulusan dengan kompentensi sesuai standar nasional yang ditetapkan.

Mari kita melihat kategori sekolah menurut Depdiknas:
1. Sekolah Berstandar Internasional (SBI)
Sekolah yang memenuhi standar yang telah ditetapkan sebagai sekolah internasional. Termasuk system pembelajaran, management, sarana dll.
Sekolah yang dikategorikan Sekolah Standar Internasional (SSI) juga memiliki kriteria yang tentu saja mengacu pada standar internasional atau disebut SSN plus X. Diharapkan, setelah sebuah sekolah mampu mencapai standar nasional, sekolah itu mampu mengembangkan diri menuju standar internasional. Mula-mula mendapat gelar sekolah RSBI, hingga lolos sertifikasi jadi SBI. Maksudnya plus X itu adalah soal kurikulumnya yang masih dirumuskan. Yang paling gampang diamati dari SSI misalnya guru-gurunya minimal berpendidikan S2, proses belajar bilingual, dan sudah menggunakan IT

2. Sekolah Berstandar Nasional /Sekolah Mandiri
Sekolah yang memenuhi standar yang telah ditetapkan sebagai sekolah nasional. Seperti yang sudah sy singgung di tulisan Nasib Sekolah katolik Bag. #2. Termasuk :
• system pembelajaran, management, sarana dll.
• aspek input siswa, yang berkualitas
• sarana prasarana dan pembiayaan.
• aspek harapan yakni visi, misi, tujuan dan sasaran
• Indikator tenaga kependidikan bagi SSN. sekolah yang memiliki tenaga pengajar yang cukup memadai jumlahnya, kualifikasi, dan kompetensi sesuai dengan tingkat pendidikan yang ditugaskan.
• rasio siswa per rombongan belajar dan rasio pendaftar terhadap siswa yang diterima.
• Adapula komponen yang berkaitan dengan sarana dan pembiayaan mencakup ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, ruang keterampilan/kesenian/komputer, kamar kecil, lahan terbuka, dan fasilitas pendukung lainnya.

Ciri-ciri Sekolah Standar Nasional/Mandiri:
1. Memiliki SDM yang mumpuni
2. Sumber dana keuangan yang cukup
3. Fasilitas belajar dan peralatan praktek yang memadai
4. Strategi yang jitu
5. Teknik marketing yang baik
6. Sistem dokumentasi yang bagus
7. Sistem komunikasi dan informasi yang efektif

Di awal tahun 2009, data jumlah sekolah SSN dan SSI adalah sbb:
Jumlah SMP SSN di Indonesia = 1.900 sekolah
SMA diperkirakan lebih dari 2.000 sekolah.
Adapun SMP SSI mencapai 100 buah
SMA SSI sekitar 229 buah yang kebanyakan berasal dari kota-kota besar.

Kriteria sekolah berkualitas diatas yang mulai diterapkan di tahun 2006, secara nyata telah ikut membentuk image (pandangan) masyarakat tentang sekolah terbaik atau sekolah yang berkualitas. Sehingga masyarakat akan menyerbu sekolah2 yang memenuhi kriteria diatas. Baik itu sekolah negeri atau sekolah swasta. Jika ada sekolah yang tidak memenuhi standar criteria diatas, sekolah tersebut dianggap kelas dua atau sekolah yang ketinggalan.

Sementara kita tahu ada banyak sekolah-sekolah Katolik yang masih belum memenuhi kriteria baik sebagai sekolah standar nasional ataupun sekolah internasional. Saya tidak tahu persis mengapa sedikit sekali sekolah katolik yang sudah berstandar nasional/internasional. Mungkin yayasan/sekolah katolik memiliki kriteria tersendiri tentang standar kualitas pendidikan. Ataukah sekolah katolik yang agak terlambat menanggapi situasi perubahan trend pendidikan seperti saat ini.

Saya pribadi tidak mengatakan bahwa sekolah nasional atau sekolah RSBI adalah sekolah yang terbaik. Namun dalam perkembangannya sekolah RSBI mendapat tempat di masyarakat kita. Sehingga terjadilah anggapan di masyarakat bahwa sekolah yang terbaik adalah sekolah yang sudah berstandar nasional atau bahkan internasional.

Nah bagaimana dengan sekolah yang diluar 2 kriteria diatas, yang tentu jumlah nya jauh lebih banyak? Memang pemerintah tidak membuat klasifikasi, karena diharapkan semua sekolah di Indonesia nantinya memenuhi standar nasional dan akhirnya standar internasional.

Untuk membuat klasifikasi bagi sekolah Katolik, saya menambahkan kriteria sekolah yang tidak termasuk sekolah standar nasional diatas yaitu:

3. Sekolah Eksklusif / sekolah elit
Yang termasuk golongan sekolah elit, adalah sekolah-sekolah katolik yang masih tetap bagus dan menjadi favorit hingga saat ini. Walaupun bukan termasuk kategori sekolah standar nasional, sekolah ini masih tetap menjadi idola para orang tua, karena punya gengsi tersendiri.
Ciri-ciri sekolah eksklusif:
1. Diakui masyarakat sekitar /umat sebagai sekolah berkualitas
2. Memiliki sarana dan prasaran yang tergolong bagus
3. Memiliki segudang berprestasi di tingkat regional dan nasional
4. Memiliki fasilitas dan perlengkapan laboratorium yang modern
5. Hampir dipastikan biaya masuk di sekolah ini juga mahal
6. Para guru yang berkompeten.
Contoh Sekolah katolik kategori ini misalnya: SMAK St. Maria, SMAK St. Louis, SMAK Frateran Surabaya, SMAK St. Albertus Malang.

4. Sekolah Berjuang
Sekolah yang lagi berjuang untuk tetap eksis. Boleh dikatakan sekolah ini jelek juga tidak, bila dikatakan bagus juga masih kategori rata-rata. Banyak sekali sekolah katolik yang masuk dalam kategori ini.
Ciri-ciri dari sekolah berjuang adalah:
1. Masih adanya demo / perselisihan antara guru/kepsek dan yayasan
2. Minim prestasi sekolah
3. Masih mengalami kesulitan terutama dalam pencarian calon siswa baru
4. Peran yayasan terlalu dominan atau malah sebaliknya kurang peduli
5. Tidak adanya transparansi keuangan
6. Pengelolaan manajemen yang masih tidak sesuai standar
7. Sarana prasarana masih kurang
8. Kompetensi guru kurang

5. Sekolah Sakit
Sekolah yang memerlukan bantuan / dukungan dan subsidi dari pihak lain, baik dari sisi operasional, sarana dan fasilitas dan dana. Beberapa Sekolah katolik masih banyak dalam kategori ini.
Ciri-ciri sekolah Sakit:
1. SDM tidak kompeten, kinerja rendah
2. Tidak memiliki cukup dana untuk gaji guru dan biaya operasional
3. Fasilitas sarana dan prasana yang terbatas dan memenuhi standar
4. Tidak punya strategi
5. Tata kelola dan managemen yang tidak bagus
6. Tidak ada prestasi yang membanggakan
7. Tidak ada semangat untuk maju
8. Tidak mau belajar dan berinovasi

6. Sekolah Matisuri
Sekolah yang tidak memenuhi standar hidup bagi sebuah sekolah, misalnya: jumlah siswa yang dibawah pagu, gaji guru yang terbatas, tidak memenuhi standar fasilitas, pelayanan dan pembelajaran.

Karena Kita perlu mengetahui dulu posisi masing-masing sekolah Katolik ada di mana. Dari kategori sekolah diatas, maka sekolah katolik perlu diklasifikasikan, karena masing-masing kategori akan ditangani secara berbeda. Kira-kira masuk kategori yang mana sekolah katolik di tempat anda?

Lalu yang perlu dicari setelah itu, adalah bagaimana mencari jalan keluarnya.


Salam pendidikan,
Markus Tan
www.best-camp.com

Silahkan berikan komentar dan masukan anda di forum diskusi demi kemajuan sekolah katolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar