Jumat, 15 April 2011

"Mempromosikan dan menjual biar bisa bertahan" sebuah ide

Tulisan dari Sdr. Ignatius Kukuh

Untuk mengetahui seberapa banyak penyebab sekolah 2 katolik kekurangan siswa dan menyebabkan kemundurun sudah banyak yang bisa kita sampaikan dan kita lihat. Tetapi untuk mencari solusinya, saat ini hanya sebuah ide "nyeleneh" ini yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat.

Saya awali dengan beberapa pertanyaan :
1. Bagaimana cara saya tahu kalau sekolah itu sebenarnya "baik' dan anak saya harus saya masukkan kesana?
2. apa sie yang menarik dengan sekolah katolik yang sudah (hampir tutup) atau kurang murid itu sehingga anak saya harus sekolah disana??
3.Apakah ada bukti nyatanya?

>>Berawal dari pertanyaan diatas ide yang bisa saya sampaikan :
Sekolah pasti mempunyai suatu hal yang berbeda dari sekolah2 yang lain tetapi orang luar terutama calon murid/orang tua belum mengetahui, tugas sekolahlah untuk menyampaikan hal itu. Bagaimana caranya?Sekali waktu dalam setahun suatu sekolah harus mengadakan suatu 'Open House" (hal ini adalah umum dilakukan sekolah2 besar dikota2 besar, misal, bandung), tetapi bagaimana dengan sekolah2 di daerah? Sekolah bisa melakukannya sesuai dengan kultur dan budaya ( terutama budget anggaran) karena dengan Open House ( OH ) SUATU SEKOLAH BISA "MEMPROMOSIKAN" inilah sekolahan kami, inilah kelebihan kami, inilah yang membedakan kami dengan yang lain dan inilah hal-hal menarik yang wajib anda ketahui dan bermanfaat untuk masa depan anak anda. Acara dan kemasannya bisa diatur sedemikian rupa dan semenarik mungkin sesuai dengan keadaan setempat, undanglah banyak sponsor (bisa dari penerbit, bank, stand2 dari orang tua murid dll). Acara OH ini adalah salah satu cara sekolah untuk "menjual" dan menarik perhatian umum. Bakat - bakat anak didik mulai dari seni, olah raga dll bisa di tampilkan disini dan di lihat oleh masyarakat umum.Dalam OH ini sebisa mungkin ide2 "Marketing Sekolah" bisa di tetrapkan, tujuaannya adalah : mempromosikan keunggulan sekolah kepada masyarakat umum.

>>Saya yakin banyak dari teman2 yang sangat berpengalaman dalam mengelola acara-acara semacam ini sehingga menjadi menarik, disinilah aksi nyata kita untuk membantu sekolah biar kembali mendapatkan hati dimasyarakat.

>>Hal lain yang bisa kita lakukan adalah dengan 'soft promosi" misal dengan mengadakan lomba-lomba. Untuk sebuah SD misalnya adakanlah lomba yang pesertanya murid2 dari TK dan Play Group, sedangkan untuk SMP buatlah acara yang pesertanya adalah murid2 SD dan seterusnya. Promosi yang paling baik adalah "rekomendasi dari murid sekolah itu sendiri ke masyarakat umum disekitar tempat tinggalnya" ( dari mulut ke telingga dst....). Untuk melakukan hal itu murid2 sekolah tersebut haruslah dibuat bangga dulu dengan sekolahnya sendiri. Jika perlu lakukan presentasi2 di sekolah lain, ( untuk SMP lakukan di SD-SD ) dst.

>>Ikutkan selalu anak didik kelomba - lomba yang ada baik yang diadakan oleh dinas maupun instansi-instansi yang lain.

>>Salah satu faktor terpenting untuk kemajuan dan kesuksesan adalah loyalitas dan fokus pada suatu pekerjaan. Seberapa loyal dan fokus guru dan staff di sekolah itu/, berapa lama waktu yang disediakan guru dan staff di dan untuk sekolah tersebut?? di sekolah - sekolah besar (baik katolik maupun kristen di bandung0 mereka rata - rata masuk jam 7.00 pagi dan pulang jam 15.30 atau bahkan lebih, walaupun murid sudah pulang jam 13.00 atau jam 11.00 guru dan staff tetap "stay" disekolahan mengerjakan kewajiban mereka (apakah hal ini juga berlaku disekolah - sekolah di daerah atau kota lain?? ) sehingga mereka mempunyai waktu yang lebih banyak untuk "memikirkan sekolah dan cara bertahan sekolah"nya.

itulah sedikit yang bisa saya sampaikan dari apa yang saya amati, saya dengar dari lingkungan "pendidikan" di sekitar saya tinggal dan tentu saja masih banyak hal-hal lain yang belum terungkap. Semoga bisa sedikit membantu. saya tunggu pendapat dan tanggapan rekan - rekan semua. Mohon maaf biala banyak yang kurang tepat. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar